Oktober 06, 2012

Mengenal Wayang lebih dekat Dan sejarah tentang wayang di Indonesia?

Terdapat dua arti kata wayang, ada pendapat yang mengatakan bahwa asal kata wayang itu adalah "ma Hyang" yang berarti menuju kepada roh,sementara pendapat lainnya berasal dari istilah jawa menyebut “wewayangan”yang berarti bayangan.

Wayang adalah buah dari karya seni, di dalam wayang ini terdapat berbagai macam unsur unsur seni,meliputi seni peran, seni suara, seni musik, seni tutur, seni sastra, seni lukis, seni pahat, dan juga seni perlambang, Wayang sebagai suatu pagelaran dan tontonan, juga merupakan media penerangan dakwah, pendidikan,pemahaman filsafat, serta hiburan, sungguh sebuah penciptaan karya seni yang fantastic,menggabungkan hal tersebut dalam satu alur yang menarik,terkemas dalam satu bingkai yang eksotik ? menjadikan budaya wayang ini sebagai mahakarya besar yang telah tercipta/lahir di bumi Indonesia.

Pada tanggal 7 November 2003,UNESCO mengakui bahwa pertunjukan wayang ini,sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan berharga? Pertunujukan Wayang dimainkan oleh seorang Dalang yang juga menjadi narator dialog tokoh-tokoh wayang. Bayangkan seorang dalang,semalam suntuk seperti berdongeng,mengkisahkan,melagukan,menciptakan lalu membawakan karakter karakter dari tokoh wayang satu ke tokoh yang lainnya degan gaya bicara,watak yang berbeda beda,benar benar penjiwaan yang jenius.menjadikan Dalang bagian terpenting dalam pertunjukan wayang kulit (wayang purwa).


Dalam terminologi bahasa jawa, dalang adalah haling, berasal dari akronim ngudhal Piwulang.Ngudhal artinya membongkar atau menyebar luaskan dan piwulang artinya ajaran, pendidikan, ilmu, informasi. Jadi keberadaan dalang dalam pertunjukan wayang kulit bukan saja pada aspek tontonan (hiburan) semata, tetapi juga tuntunan. Oleh karena itu, disamping menguasai teknik pedalangan sebagai aspek hiburan, dalang haruslah seorang yang berpengetahuan luas dan mampu memberikan pengaruh.dengan diiringi oleh musik Gamelan, yang dimainkan sekelompok nayaga (wiyaga)dan tembang tembang yang di nyanyikan oleh para pesinden pagelaran atau pertunjukan wayang menjadi lebih hidup.


Menurut sejarahnya budaya wayang ini di perkirakan sudah lahir di Indonesia sejak zaman pemerintahan Prabu Airlangga Raja Kahuripan,(967 – 1012).namun ada pula berbagai macam pendapat, mengenai asal usul wayang,antara lain adalah Pischel, Hidding, Krom, Poensen, Goslings, dan Rassers,mereka sarjana sarjana dari inggris,yang nota bene adalah bangsa eropa yg menjajah di india,mereka menduga bahwa wayang itu berasal dari india,lalu mengkaitkannya dengan Agama hindu yang di bawa ke Indonesia.hal ini memang menimbulkan rasa penasaran saya,membaca tentang sejarah agama hindu juga merupakan agama tertua di Indonesia.


Pendapat ke dua tepatnya,wayang ini memang tercipta di Indonesia tepatnya di jawa timur,bahkan para ahli sejarah memperkirakan Keberadaan wayang sudah berabad-abad sebelum agama Hindu masuk ke Pulau Jawa.hal itu di kuatkan oleh para ilmuwan,baik dari Indonesia maupun luar negeri,mereka juga para sarjana sarjana barat yang kompeten tentunya antara lain Hazeau, Brandes, Kats, Rentse, dan Kruyt.
Alasan mereka cukup kuat,yaitu mengenai tokoh punakawan, Tokoh terpenting dalam pewayangan, tokoh Semar,Gareng,Petruk dan Bagong tersebut hanya ada di Indonesia,dan tidak ada di india?selain itu, nama dan teknis pewayangan semuanya dari bahasa jawa kuno?dan sejak tahun 1950-an, buku-buku pe¬wayangan seolah sudah sepakat bahwa wayang memang berasal dari Pulau Jawa, dan sama sekali bukan hasil impor dari negara lain.


Ir. Sri Mulyono dalam bukunya Simbolisme dan Mistikisme dalam Wayang (1979), memperkirakan wayang sudah ada sejak zaman neolithikum, yakni kira-kira 1.500 tahun sebelum Masehi. Pendapatnya itu didasarkan atas tulisan Robert von Heine-Geldern Ph. D, Prehis¬toric Research in the Netherland Indie (1945) dan tulisan Prof. K.A.H. Hidding di Ensiklopedia Indone¬sia halaman 987.

Karya sastra yang menjadi bahan cerita wayang juga sudah ditulis oleh para pujangga Indonesia, sejak abad X. Antara lain, naskah sastra Kitab Ramayana Kakawin berbahasa Jawa Kuna ditulis pada masa pemerintahan raja Dyah Balitung (989-910),merupakan gubahan dari Kitab Ramayana karangan pujangga In¬dia,(Walmiki). Selanjutnya, para pujangga Jawa tidak lagi hanya menerjemahkan Ramayana dan Mahabarata ke bahasa Jawa Kuna, tetapi menggubahnya dan menceritakan kembali dengan memasukkan falsafah Jawa kedalamnya. Contohnya, karya Empu Kanwa Arjunawiwaha Kakawin, yang merupakan gubahan yang berinduk pada Kitab Mahabarata. Gubahan lain yang lebih nyata bedanya derigan cerita asli versi In¬dia, adalah Baratayuda Kakawin karya Empu Sedah dan Empu Panuluh. Karya agung ini dikerjakan pada masa pemerintahan Prabu Jayabaya, raja Kediri (1130 - 1160).

Dalam sejarahnya pula sejak awal zaman Kerajaan Majapahit diperkenalkan cerita wayang lain yang tidak berinduk pada Kitab Ramayana dan Mahabarata. Sejak saat itulah cerita-cerita Panji; yakni cerita tentang leluhur raja-raja Majapahit, mulai diperkenalkan sebagai salah satu bentuk wayang yang lain. Cerita Panji ini kemudian lebih banyak digunakan untuk pertunjukan Wayang Beber. Tradisi menjawakan cerita wayang juga diteruskan oleh beberapa ulama Islam, di antaranya oleh para Wali Sanga. Mereka mulai mewayangkan kisah para raja Majapahit, di antaranya cerita Damarwulan karena Masuknya agama Islam ke Indonesia sejak abad ke-15 juga memberi pengaruh besar dalam budaya wayang, terutama pada konsep religi dari falsafah wayang itu.

1 komentar: